Looking within yourself there is only arrogance
It appears that all actions do not become
A pomegranate is not like that, so what else
It looks normal at close range, the hands are dancing and spreading
Drink loose coffee and shake tea in Arabica aroma
Immortals full of colors and shapes became gods of rank law
That's enough, don't expect it to be a flower that blooms
Abu Durjana died on the gallows of Nusa Music Prison
Transtourism support admits or commits suicide
The configuration file is not as beautiful as an angel from heaven
Boredom strikes when all the love is far away
Separate like a soap cigarette you smoke in a power bar
That tomorrow or the day after tomorrow we will no longer feel like crying
Meditation in the mountains is like a new and old Korean pop drama actor
The unexpected turns out to be commendable behavior
The creator who drowned in West Java is just a memory
Spinning in a circle in one great heart, right
Empty ashtrays are dirty and should not be filled
Don't filter the rain, don't filter the dangdut dance tomorrow
Even if you die, you are willing to answer silently that I am a Himar horse, aka
The maximum bias for defecating in Nawa is Minal Azim in Jumawa, right
The coolie's black skin was inflamed like a champ of sugarcane skin disease
Never mind, don't fight, said the Pakistani noodle seller
Indonesia Bahasa
Aku melompat-lompat kau berlari ketakutan
Melihat kedalam diri yang ada hanya keangkuhan
Nampaklah oleh semua segala perbuatan tak menjadi
Suatu satu delima tak begitu begini pun jadi apa lagi
Nampak normal di jarak dekat tangan menari-nari menjalar
Minum kopi lenggang dan teh goyang dalam aroma arabika
Eternity penuh warna dan rupa pun menjadi dewa lawat pangkat
Sudah cukup sudahlah jangan harap jadi layu bunga yang mekar
Abu Durjana mati di tiang gantung penjara musik nusa
Dukungan transwisata mengaku atau bunuh diri sendiri
Berkas konfigurasi memang tak seelok bidadari surga
Kejenuhan melanda kala semua berkasih jauh terlihat
Terpisah sumbu rokok sabun kau hisap dalam batangan kuasa
Bahwasannya kelak besok atau lusa kita menangis tak lagi sua
Semedi di gunung bagai pemain baru lama drama pop korea
Hal yang tak disangka dinyana merupakan terpuji bagi perilaku
Sang khalik tenggelam di alam jabarut tinggal kenang
Berputar melingkar dalam satu kata hati agung kan kita
Asbak yang kosong kotori jangan lah dipenuhi dengan
Tempias hujan jangan di tapis besok joget dangdut terima
Mati pun rela kau terdiam membisu aku jadi kuda himar alias
Bias maximum buang hajat nawaitu minal azim di jumawa kan
Hitam kulit kuli itu meradang bak jagoan penyakit kulit tebu
Sudah sudah lah jangan berantam kata penjual mi Pakistan
No comments:
Post a Comment